JAKARTA (BOS)–Komunitas anak muda yang peduli terhadap kebudayaan bangsa Indonesia yang tergabung dalam Spotlight Theatre dalam waktu dekat akan mementasan drama musikal yang berjudul Kirana pada tanggal 23–25 Agustus 2019 di Gedung Kesenian Jakarta.
Menurut Hadyus Santoso selaku penulis naskah Kirana, dirinya tertarik untuk mementaskan drama musikal Kirania lantaran melihat keresahan anak muda zaman now terhadap gaya hidup kekinian.
“Disajikan dalam elemen kontemporer, Drama Musikal Kirana terangkai dalam nuansa budaya Yogyakarta yang kental yang menghimbau agar anak muda Indonesia lebih peka terhadap isu-isu zaman now, sambil tetap memegang nilai-nilai luhur budaya nusantara dan kembali ke jati diri bangsa Indonesia yang sesungguhnya,”kata Hadyus Santoso kepada wartawan di Grand Indonesia, Jakarta, Jumat (26/07).
Menurutnya drama musikal, Kirana ditujukan untuk anak muda Indonesia agar mereka dapat menemukan kembali jati diri mereka masing-masing, dengan melihat kekayaan nilai luhur bangsa Indonesia yang dihadirkan dan dikemas secara megah dengan 18 lagu original.
“Drama ini saya tulis berdasarkan pengamatan saya sendiri mengenai pergeseran nilai budaya anak zaman now yang kental dengan narsisisme dan individualisme, dimana sangat bertolak belakang dengan budaya bangsa Indonesia yang menjunjung tinggi ketulusan dan nilai moral,”ujarnya.
Pria murah senyum ini juga mengatakan Spotlight Theatre, menyadari bahwa Theater Barat dan Timur masing-masing memiliki karakter yang berbeda.
“Oleh karena itu, dalam pementasan Kirana, kami ingin menggabungkan keduanya disempurnakan dengan kekuatan arahan akting dari Ibas Aragi, nasihat dari konsultan budaya Jawa, Martini Murni dan digabungkan dengan arahan vokal Sylvia Wiryadi, membuat Kirana menjadi pertunjukan yang spektakuler untuk dinikmati para pencinta seni Indonesia,”ucapnya.
Hadyus juga menegaskan Drama musikal Kirana akan disajikan dengan cara yang fun. Tujuannya supaya dapat diterima oleh anak muda.
Pria yang pernah mengenyam pendidikan theater di Australia ini, menegaskan drama musikal Kirana yang bermakna cahaya penuntun bercerita tentang budaya Jawa (Yogjakarta).
“Budaya Yogyakarta dari segi sosial dan seni. Desa Tembi, Bantul, Yogyakarta, dipilih menjadi latar naskah Kirana, sebagai simbol kesederhanaan dan kesejatian yang nyata,”bebernya.
Terkait naskah desa Tembi, Bantul, Yogyakarta, dipilih menjadi latar naskah Kirana, Hadyus mengatakan desa tersebut sebagai simbol kesederhanaan dan kesejatian yang nyata.
“Tujuannya agar penonton “Kirana” dapat memilih kehidupan yang baik dengan mengejar impiannya yang sejati. Tema impian dipilih karena impian atau tujuan hidup seseorang menentukan jalan hidup yang dia akan jalani. Dari tema “Impian”, lahirlah tagline pertunjukan Kirana: “Dadio Impenmu Kang Sejati” dalam Bahasa Jawa, yang berarti “Jadilah Impian Sejatimu”, ujarnya.
Hadyus juga mengungkapkan drama musikal Kirana, dia persembahkan buat pengasuhnya yang merawatnya sejak kecil selalu menceritakan kepadanya tentang cerita budaya Jawa, sebelum dia tidur.
“Pengasuh saya sudah lebih dari 25 tahun merawat saya. Diasudah saya angggap saudara saya sendiri. Setiap menjelang saya tidur, beliau selalu meceritakan budaya jawa. karna itu saya terkesan buadya jawa makanya saya menciptakan drama musikan Kirana karena terinspirasi cerita-cerita yang didongengkan kepada saya,”ujarnya
Sementara itu, pendiri Spotlight Theatre, Ingrid Saidbun, mengungkapkan theater mandiri non-profit yang mayoritas anggotanya terdiri dari anak muda zaman nowanggotanya berusia 17-27 tahun ini, menegaskan ketertarikannya terhadap naskah Hadyus lantaran memiliki kesamaan dengan visi Spotlight Theatre dan visi drama musikal Kirana
“Misi kami ingin membuat anak bangsa jadi produktif yang menghargai budaya bangsanya sendiri. Makanya, melalui theater spotlight ini, antusias, anak-anak muda banyak yang tertarik dunia theater dapat tersalurkan,” tukasnya.
Ingrid Saidbun berharap agar masyarakat luas mau menyaksikan karya anak-anak muda yang cinta budaya Indonesia. “Saya berharap pementasan drama musikal Kirana dapat berjalan dengan sukses,”pungkasnya.
Drama musikal Kirana akan memadukan dua budaya yang berbeda.Kirana akan disajikan secara kental budaya Jawanya. Drama musical tersebut berdurasi hampir 3 jam yang mayoritas diisi 18 lagu terbaru. Apalagi tangan dingin Ibas Aragi selaku penata akting semakin membuat drama tersebut menarik untuk dinikmati, Ditambah bantuan konsultan budaya Jawa, Martini Murni serta arahan vokal Sylvia Wiryadi menambah hidup suasana alur ceritanya. Tentunya DDrama Kirana menjadi pertunjukan yang spektakuler yang sayang unttuk dilewatkan. Untuk lebih jelasnya bagaimana alur cerita dan kisah akhir Kirana, masyarakat bisa mengunjugi gedung Kesenian Jakarta, mulai tanggal 25 hingga 27 Agustus yang akan datang (REN)