Ternyata Gereja HKBP Melarang Cuci Muka, Meninggalkan Makanan dan Rokok Diatas Kuburan

oleh -925 views
sumber: Antaranews.com

BeritaObserver.Com, Jakarta—Ternyata Gereja Huria Kristen Batak Protestan (HKBP) mempunyai aturan yang tegas yang harus dipatuhi seluruh anggotanya ketika berjiarah ke makam keluarga atau kerabatnya. Apa saja yang dilarang dilakukan diatas makam tersebut.

Berikut pendapat pimpinan HKBP yakni, Ephorus Pdt Robinson Butarbutar menegaskan, berdasarkan Ruhut Parmahanion Paminsangion Huria Kristen Batak Protestan atau disingkat dengan RPP HKBP Revisi tahur 2022 yang dikeluarkan Kantor Pusat HKBP di Pearaja, Tarutung, Sumatera Utara, yang tidak boleh dilakukan jemaatnya ketika berjiarah.

“Tidak boleh terjadi, mengucapkan pesanpesan, Mencuci muka (Marsuap) bukan karena kebersihan (biar tidak diikuti atau mimpi buruk), membawa makanan kesukaan orang yang meninggal  semasa hidupnya,”tersebut tertera dalam buku RPP HBPK Revisi tabun 2022 halaman 62.

Selain itu, Majelis jemaat harus memperingatkan apabila ada warga jemaat yang membuat “sanggul marata” [simbol hiasan di kepala] pada saat seseorang meninggal dunia.

“Tidak diperbolehkan melakukan praktek penyembahan berhala, cukuplah simbol tersebut sebagai bagian dari kebudayaan, sekaligus hendak menyaksikan bahwa Allah adalah sumber dari berkat yang telah diterima oleh keturunan dari orang yang meninggal itu semasa hidupnya,

“Hal-hal yang perlu diawasi Keluarga anggota jemaat yang meninggal dunia, perlu diingatkan supaya jangan terjadi lagi hal-hal yang bersifat animisme, sebagaimana layaknya orang yang telah dimenangkan oleh Yesus Kristus., Warga jemaat yang membersihkan kuburan atau pada saat ziarah supaya tetap ingat, bahwa kematian orang percaya tidak dapat dipisahkan dari kematian dan kebangkitan Kristus, yang telah mengalahkan kematian manusia,”aturan tersebut tertera dalam buku RPP HBPK Revisi tabun 2022 halaman 62.

Demikian juga berkat yang diminta kepada Allah untuk hari yang akan datang. Hanya Allah sendirilah yang menjadi jaminan masa depan dari keturunannya. Hanya Allah sendiri yang sanggup memberkati pada saat waktu keluar dan waktu masuk, sebagaimana disaksikan oleh Musa (Ulangan 28:5-6).

Hal-hal itulah yang harus jelas terlihat/terdengar pada saat upacara adat berlangsung .(Antoni).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *