ISAK TANGIS KELUARGA KORBAN LION AIR JT610 IRINGI ACARA TABUR BUNGA DI PERAIRAN PANTAI PAKIS JAYA, KARAWANG

oleh -372 views

Kapuspenkum Kejagung, DR Mukri, Kajati DKI Jakarta, Tonny T Spontana, ayah Andri Wiranofa dan istri, Kajati Babel.

JAKARTA (BOS)–Isak tangis para keluarga dan kerabat korban penumpang pesawat Lion Air JT610 rute penerbangan Soekarno-Hatta, Jakarta menuju Pangkalpinang yang jatuh diperairan Pantai Pakis Jaya, Karawang, Jawa Barat , Senin 29 Oktober kemarin, tidak terelakkan.

Suasana mengharukan terlihat saat tabur bunga dan doa diatasnya kapal KRI Banjarmasin dan KRI Banda Aceh. Ada keluarga korban yang sempat pingsan saat acara tabur bunga dan doa berlangsung.

Doa bersama dan tabur bunga dilakukan dari atas KRI Banjarmasin dan KRI Banda Aceh bersama Kepala Badan SAR Nasional Laksamana Madya M Syaugi, Kepala Kejaksaan Tinggi (Kajati ) DKI Jakata Tony T Spontana, Kajati Bangka Belitung Aditya Warman dan Kapuspenkum Kejagung Mukri dan ratusan anggota keluarga dan kerabat penumpang pesawat Lion Air JT 610, yang jatuh di perairan Tanjung Karawang pada Senin (29/10/18) lalu. Termasuk kehadiran orangtua, Andri Wiranofa dan keluarga mendiami istri.

Sebelum acara penaburan bunga ditempat jatuhnya pesawat yang membawa 189 penumpang dan awak pesawat, empat pemuka agama, Islam, Kristen, Katolik, Budha dan Hindu secara bergantian memimpin pembacaan doa.

Menurut Kapuspenkum Kejagung, Mukri, rombongan berangkat dari Dermaga Kolinlamil Tanjung Priok dan menempuh perjalanan laut 2,5 jam menuju lokasi jatuhnya pesawat Lion Air.

“Sebelum melakukan tabur bunga, terlebih dulu dilakukan doa bersama oleh lima pemuka agama, yakni Islam, Katolik, Protestan, Hindu, dan Budha,”kata DR Mukri.

Doa bersama dan tabur bunga tersebut dihadiri lima keluarga almarhum warga Adhyaksa yang turut menjadi korban, di antaranya dua orang tua kandung dari Andri Wiranova, jaksa kordinator pada Kejati Bangka Belitung. Saat musibah terjadi, ayah dan ibu Dodi tidak tahu karena tengah beribadah Umroh. Kedua orangtua itu baru mendengar kabar musibah yang memimpa anaknya sepulang Umroh.

Ke-5 warga Adhyaksa yang menjadi korban adalah Andri Wiranofa, Kasi Pidana Khusus Kejaksaan Negeri Pangkal Pinang Dody Junaedi. Lalu, Jaksa Fungsional Kejaksaan Negeri Bangka Selatan Shandy Johan Ramadhan, dan staf Tata Usaha Kejaksaan Tinggi Bangka Belitung Sastiarta. Satu korban lain adalah Wita Seriani Sugiono, istri Andri Wiranofa.

Dari lima warga Adhyaksa yang mejadi korban, baru Jaksa Dodi Junaedi yang ditemukan dan sudah diidentifikasi pada Minggu, 4 November 2018. Jenazah Dodi kemudian dishalatkan di Masjid Baitul Adli Kejagung pada Senin (4/11/2018) dan diserahkan kepada keluarga untuk dimakamkan di Pemakaman Wakaf Seroja, Bintaro, Tangerang Selatan.

Beberapa hari kemudian, istri Andri Wiranofa, Niar Sugiono berhasil diidentifikasi. Jezasah diserahkan kepada keluarga almarhum.

ANUMERTA

Selain memberikan bantuan sebesar Rp100 juta/anak korban, Kejaksaan Agung menganugerahkan kenaikan pangkat anumerta kepada Dodi Junaedi. Pangkat almarhum Dodi naik setingkat lebih tinggi dari Jaksa Muda menjadi Jaksa Madya. Hal tersebut juga akan berlaku bagi tiga rekan Dody Yang hingga kini jenazah belum teridentifikasi. Kenaikan ini sebagai bentuk penghargaan dari Kejagung kepada almarhum atas dedikasinya.

Diketahui, pesawat Lion Air PK-LQP dengan nomor penerbangan JT-610 rute Cengkareng – Pangkalpinang mengalami kecelakaan 13 menit setelah lepas landas dari Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta, Senin (29/10) pagi. Pesawat dengan personal on board sebanyak 189 orang itu jatuh di kawasan Perairan Karawang, Jawa Barat (BAR)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *