JAN SAMUEL MARINGKA BERHARAP MAHASISWA JADI DUTA HUKUM BAGI MASYARAKAT

oleh -475 views

JAKARTA (BOS)–Jaksa Agung Muda Bidang Intelejen, DR Jan Samuel Maringka mengharapkan seluruh mahasiswa di Indonesia bisa menjadi ujung tombak untuk memperjuangkan, meneruskan, serta meneruskan kesadaran hukum bagi masyarakat. Lantaran hal itulah, mahasiswa diharapkan berperansangat penting demi merajut kebersamaan di negeri ini.

“Seluruh mahasiswa di Indonesia bisa menjadi ujung tombak untuk memperjuangkan, meneruskan, serta meneruskan kesadaran hukum bagi masyarakat,”katanya dalam diskusi Membangun Generasi Milenial Sebagai Generasi Sadar Hukum, di Jakarta, Selasa (2/7) yang diselenggarakan oleh Pusat Penerangan Hukum Kejagung, di hotel Luwansa, Jakarta Selatan, Selasa (2/07)

Jamintel juga menambahkan, para mahasiswa yang tergabung dalam kelompok Cipayung atau forum organisasi kemahasiswaan, seperti GMKI merupakan generasi pewaris masa depan bangsa. Dalam konteks hukum, Korps Adhyaksa juga punya tugas pokok untuk meningkatkan kesadaran hukum masyarakat.

“Apalagi situasi saat ini sangat tepat, di mana kita baru selesai mengadakan Pemilu 2019. Artinya, ada suatu kondisi yang menjadi tugas besar bersama dalam konteks merajut kembali persatuan dan kesatuan bangsa,” ujarnya.

Menurut Jan, dalam pemahaman kejaksaan, penegakan hukum bukanlah industri. Artinya kejaksaan tidak lagi fokus mengejar jumlah pelaku kejahatan, namun bagaimana upaya untuk menurunkan tingkat kejahatan dan meningkatkan kesadaran hukum masyarakat.

Sementara itu, dirempat yang sama Komisioner Kejaksaaan RI, Dr. Barita Simanjuntak menyampaikan, keberadaan GMKI sebagai bagian dari Kelompok Cipayung punya peran strategis. Itu lantaran organisasi tersebut sejak awal dibentuk konsisten menjaga dan merawat kebangsaan, yakni Pancasila, NKRI, UUD 1945, dan Bhinneka Tunggal Ika.

“Apabila itu dimaknai dalam kehidupan kemahasiswaan di generasi milenial itu akan semakin bisa memberikan pegangan kuat bagi dinamika gerakan mahasiswa di kampus. Karena tuntutan dari generasi milenial merupakan sesuatu hal yang baru, tapi hal baru itu tidak bisa lepas dari tugas dan tanggungjawab mahasiswa untuk memperjuangkan nilai-nilai kebangsaan.”ujarnya.

Pria berdarah Batak ini berharap, tidak terjadi kontraproduktif terhadap kemajuan tersebut. Misalnya, antara keinginan menerima sesuatu yang baru tanpa memiliki pegangan. Idealisme mahasiswa tetap harus diarahkan untuk senantiasa merawat persatuan dan kesatuan.

“Mengkritisi sesuatu itu sah, namun harus tetap memiliki landasan supaya paham-paham diluar ideologi Pancasila tidak menjadi pemikiran alternatif yang akhirnya merusak tatanan kebangsaan. Maka itu diperlukan pemahaman memaknai secara komprehensif dan baru,”pungkasnya.

Selain dihadiri JAM Intel, DR Jan Samuel Maringka, acara diskusi dihadiri Kapuspenkum Kejagung, Mukri dan staffnya serta Ketua Umum PP Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI) Corneles J Galanjinjinay dan puluhan mahasiswa dari berbagai universitas (BAR)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *