Polemik Perbaikan Stadion JIS, Gilbert Simanjuntak: Diskusi Sebaiknya Gunakan Data

oleh -647 views

BeritaObserver.Com, Jakarta –Politisi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Gilbert Simanjuntak menilai polemik soal rencana perbaikan Jakarta Internasional Stadion (JIS) agar layak digunakan untuk gelaran Piala dunia Usia 17 tahun, September mendatang telah bergeser persoalan utama bukan lagi ke masalah fisik atau teknis.

“Ada yang menggunakan JIS untuk bermain politik seakan degradasi kepada kredibilitas orang tertentu, sementara fisik lapangan bola belum dinilai oleh FIFA untuk pertandingan U-17, rencana perbaikan jelas wewenang dari Pemprov DKI, dan PSSI,”ujar Gilbert Simanjuntak dalam keterangan tertulisnya yang diterima, Jumat (14/07).

Menurut Gilbert yang juga sebagai Kepala Badiklatda PDIP, pembangunan ini menggunakan dana Pemerintah Pusat, sehingga Menteri PUPR turut dilibatkan.

“Sementara apabila JIS tidak digunakan dalam pertandingan, akan banyak tudingan kepada PSSI dan Pemerintah Pusat seakan mengabaikan JIS. Sementara kalau diperbaiki juga dituding seakan menunjukkan kebobrokan orang yang mengatakan JIS adalah mahakarya, sebuah gagasan jadi karya dan glorifikasi lainnya yang sangat politis,”ucapnya

Karena itu, sambungnya, JIS harus dimanfaatkan (utilitasnya dimaksimalkan). Operasional per tahun sekitar Rp 80 Milyar tidak akan sanggup ditutupi oleh PT Jakpro, mengingat beban PT Jakpro sendiri luar biasa besar karena banyaknya penugasan di era Anies Baswedan sebagai Gubernur.

Selain itu, lanjutnya, utang Pemprov DKI kepada Pemerintah Pusat/PT SMI sebagai PEN karena pembangunan hampir mangkrak sesuai PMK 105/2020 pasal 2 dan 3 sebesar Rp1,182 M terhitung 24 September 2020 sebagai pinjaman I, dan Rp. 2,460 M per 23 September 2021 sebagai pinjaman II; total Rp 3,642 M.

Padahal, Pemerintah Pusat memberi kemudahan luar biasa berupa masa pinjaman 8 tahun, masa tenggang 2 tahun dan hanya bayar cicilan pokok (bunga 0%) untuk pinjaman I. Lalu bunga 5,66% per tahun selama 5 tahun (setelah dikurangi subsidi 2,59% dari bunga seharusnya 8,25%) dengan masa tenggang 6 bulan untuk pinjaman II.

Selanjutnya, biaya cicilan oleh Pemprov DKI per tahun dalam 5 tahun pertama secara kasar adalah Rp. 543,9 M dan Rp. 307,5 M 3 tahun berikutnya, di luar bunga dan operasional Rp.80 M/tahun.

“Artinya setelah Anies sudah tidak jadi Gubernur, cicilan akan ditanggung oleh 2 Gubernur lagi (Pj. Gub dan Gub hasil Pilkada 2024),”kata Gilbert .

Apalagi, ujarnya, kebutuhan dana JIS per tahun untuk 5 tahun pertama lebih dari Rp. 623,9 M dan Rp. 387,5 M untuk 3 tahun berikutnya, sementara di sisi lain utilitasnya hampir tidak ada selain untuk kegiatan non-olahraga.

“Seharusnya semua pihak mendukung revitalisasi JIS melalui perbaikan yang hendak dikerjakan, bukan bermain seperti korban (playing victim) karena yang korban justru warga DKI akibat penggunaan anggaran yang tidak produktif untuk JIS bila tidak terpakai disamping penghamburan APBD untuk Formula E, penebangan dan pembangunan di Monas, sumur resapan yang tidak berfungsi, jalur sepeda yang tidak berfungsi dan berbagai proyek lainnya yang tidak rasional,”pungkas mantan Wakil Ketua Regional South East Asia Regional Office International Agency for Prevention of Blindness Vison 2020 WHO .

Seperti diketahui, FIFA telah menunjuk Indonesia sebagai tuan rumah piala dunia U17 tahun yang akan digelar pada 10 November-2 Desember 2023 nanti.

Beberapa stadion di Ibukota rencananya akan dipergunakan. Selain Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta International Stadium (JIS) dipilh menjadi salah satu venue Piala Dunia U-17 yang diikuti 24 negara.

JIS yang Sempat diberitakan sebagai stadion termegah di Jakarta dan bangun oleh Gubernur Anies Baswedan. Namun belakangan setelah dilakukan sidak, rumpu stadion JIS dianggap tidak memenuhi syarat.

Pemerintah berencana memperbaikinya agar JIS bisa dipergunakan gelaran 4 tahunan bagi kaum muda.

Belum tuntas diperbaiki , timbullah polemik perbaikan JIS. Salah satunya terkait perbaikan rumput. Seharusnya niat baik pemerintah, jika memang ada beberapa kendala yang harus diperbaiki, jangan lagi ada kesan negatif seolah-olah perbaikan tersebut dipaksakan agar terkesan pihak yang telah membangun tidak memenuhi kriteria sebagai persyaratan yang telah ditentukan FIFA. Begitu pula sebaliknya. Mari sambut gelaran 4 tahun dunia ini dengan bergandengan tangan tuk menorehkan tuntas emas bahwa Indonesia mengutamakan kebersamaan (REN)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *