BeritaObserver.Com, Bekasi–Gebrakan Pendeta gereja Huria Kristen Batak Protestan (HKBP) Jatisampurna, Tonny Wakson dalam menggembalakan jemaat gereja yang dipimpinnya patut diapresiasi atau diikuti pendeta HKBP lainnya di Indonesia.
Apa yang dilakukan Pdt Tonny Wakson Pakpahan selama menjadi pimpinan di gereja yang hampir seluruh jemaatnya suku Batak bisa dikatakan visioner. Karena sejak beberapa bulan dilantik sebagai pimpinan gereja distrik 19, pria kelahiran 1972 ini langsung membuat gerakan 3 M. Apa itu 3 M, Malu merokok di sekitar gereja kecuali di kantin, Malu membuang sampai diarea gereja dan Malu datang terlambat beribadah.
Khususnya malu merokok di sekitar gereja bisa dibilang merupakan himbauan yang sulit dilakukan oleh jemaat yang dikenal anak ni raja, dan dikenal agak keras alias susah menerima teguran atau masukan dari orang lain. Bahkan terkadang ada saja jemaat yang menantang “memang ada di alkitab tertulis tidak boleh merokok,”ketika diminta untuk berhenti merokok oleh orang lain.
Mungkin itu ada di gereja lain, tetapi berbeda dengan jemaat HKBP Jatisampurna, ketika dilarang untuk tidak merokok di sekitar gereja, para jemaat perokok berat, mau mematuhi himbauan tersebut.
Selain hormat kepada pendeta, jemaat juga mengetahui Pendeta Tonny Wakson Pakpahan juga merupakan perokok berat, bisa berhenti menghisap rokok ditempat terbuka.
“Saya perokok berat dari kelas 5 SD. Tapi saya bisa menghentikan merokok ditempat umum karena memikirkan kesehatan orang lain. Karena itulah saya, mengajak kepada para jemaat perokok berat agar tidak sembarang merokok di gereja. Kecuali ditempat yang kami sediakan di kantin yang dekat parkiran samping,”ujar Pdt Tonny Wakson Pakpahan kepada jemaat yang hadir pada ibadah Minggu yang silam.
Jika dicermati disekitar gereja, himbauan tidak merokok disembarang tempat bisa dikatakan berhasil, terhitung sejak Minggu pertama bulan Maret, hingga Minggu kedua 9 Maret 2025, para perokok berat sudah tidak lagi menghisap rokok ditempat terbuka.
Begitu juga untuk jemaat yang membuang sampah disembarang tempat sudah mulai berkurang. Namun untuk himbauan malu datang terlambat, masih saja banyak jemaat yang melanggar himbauan tersebut.
Untuk katagori ketiga, perlu perhatian orang tua atau keluarga agar saling mengingatkan untuk tidak datang terlambat beribadah. Pasalnya jika terlambat beribadah tentunya akan menggangu jemaat lainnya. Atau jika perlu, bagi jemaat yang datang terlambat diminta untuk duduk dibangku yang paling depan.
DIDOAKAN
Selain menerapkan 3 M, Pdt Tonny Wakson Pakpahan yang merupakan youtuber dengan pengikutnya ratusan bahkan ribuan penonton ini, minta kepada siswa-siswi SMA kelas XII yang hendak mengikuti ujian akhir untuk maju kedepan altar untuk didoakan.
Inisiatif Pdt Tonny Wakson Pakpahan bisa dibilang gebrakan yang baru pertama kali dilakukan pada ibadah remaja pukul 14.00 Wib.
Dimana 10 jemaat yang masih Pelajar SMA tahap akhir diminta maju dan langsung didoakan satu persatu. Hal yang jarang dilakukan oleh gereja HKBP mendoakan jemaat sambil mengurapi kepala anak-anak yang didoakan tersebut. Apa yang dilakukan Pdt Tonny Wakson sangat terkesan bagi anak-anak yang didoakannya. Biasanya ini hanya terjadi di gereja kharismatik atau GBI.
“Saya sangat terkesan dengan tindakan Amang pendeta yang mendoakan saya. Kalau bisa ini terus dilakukan bagi adik-adik saya yang mengikuti ujian akhir nanti,”kata pelajar yang tidak mau disebutkan namanya itu.
DUKUNGAN HARI ULTAH GEREJA
Kini tinggal satu lagi gebrakan Pendeta Tonny Wakson Pakpahan yang belum terealisasi oleh jemaat maupun para pendiri gereja HKBP Jatisampurna.
Dimana hingga saat ini, kejelasan tanggal lahir gereja HKBP Jatisampurna masih simpang siur alias belum disepakati lantaran masih ada pandangan berbeda mengenai hari kelahiran gereja yang memiliki jemaat nyaris 2000 jemaat.
“Kiranya kita semua sehati untuk menentukan hari kelahiran gereja HKBP Jatisampurna. Kami berharap hari kelahiran gereja dapat ditentukan bersama karena sudah terlalu lama, gereja ini tidak merayakan ulang tahun kelahirannya,”tukas Pdt Tonny Wakson.
Menyingkapi hal tersebut, Pdt Tonny Wakson dan fungsional serta para Sintua sudah membentuk tim kesepakatan hari kelahiran gereja HKBP Jatisampurna. Namun hingga saat ini kesepakatan tersebut masih belum juga terealisasi. Semua itu tergantung jemaat dan para tokoh yang berjasa mendirikan gereja HKBP Jatisampurna apakah satu hati untuk menentukan hari ulang tahun kelahirannya gereja HKBP Jatisampurna atau membiarkannya larut dibawa angan tanpa catatan sejarah. Waktu yang akan menentukan (REN)