JAKARTA (BOS)–Jaksa Agung muda bidang pidana khusus (Jampidsus) Kejaksaan Agung, Dr Adi Toegarisman menitikberatkan penanganan kasus-kasus korupsi yang berkualitas alias kasus-kasus besar atau “Big Fish”.
“Jadi tidak hanya sekedar menangani kasus korupsi biasa. Tapi kita dorong yang tergolong besar atau Big Fish,” tutur Adi Toegarisman, Jaksa Agung Muda Pidana Khusus (Jampidsus) Kejaksaan Agung, kepada wartawan usai menutup Rapat Kerja Teknis (Rakernis) Bidang Pidana Khusus di Badiklat Kejaksaan, Jakarta , Kamis (28/02).
Adi menjelaskan apa yang dimaksudkan dengan kasus-kasus besar alias Big Fish penanganan kasus korupsi yaitu pelakunya orang terkenal atau punya nama dan kerugian negaranya yang sangat besar.
“Seperti koruspi pembangunan insfratuktur atau jembatan-jembatan yang berimbas pada kepentingan masyarakat banyak. apabila terjadi penyalahgunaan anggaran alias korupsi, tentunya masyarakat kecil yang merasakan dampaknya,”ujar adi sambil menegaskan pihaknya juga tidak akan mengeyampingkan penanganan kasus-kasus korupsi yang kecil.
Untuk merealisasikan hal tersebut, sambung Adi, pihaknya akan menerapkan prinsip dominus litis maka untuk penanganan kasus-kasus korupsi besar tersebut nantinya tidak akan dibatasi Kejaksaan Tinggi atau Kejaksaan Negeri yang akan menanganinya.
“Memang dulu ada kebijakan penanganan korupsi dengan nominal nilai korupsi tertentu misal Rp5 miliar ditangani Kejaksaan Negeri dan nilai nominal korupsi yang lebih besar Rp10 miliar oleh Kejaksaan Tinggi,” ujar Adi (BAR)
